Hari ini (Rabu, 29 September 2021) bertempat di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Tulungagung, diadakan pembahasan laporan pendahuluan Kajian Rencana Penataan dan Pengembangan Wisata Purba Homo Wajakensis. Rapat dibuka oleh Bapak Ridwan, S.S, M.Si selaku Kepala Bidang Penelitian Pengembangan dan Perencanaan Pembangunan Bappeda, dan diikuti oleh Ketua Tim Peneliti dari Universitas Airlangga Surabaya (Dr. Endah) beserta perwakilan Perangkat Daerah terkait, KPH Blitar, Kepala Desa Gamping serta perwakilan Pokdarwis Wajakensis Jati Purbo.
Dalam sambutannya, Bapak Kepala Bidang Litbang PP mengatakan bahwa tujuan dari kajian ini adalah untuk mendesain serta menata “geosite” wajakensis dalam rangka untuk rencana pengembangan kawasan tersebut sebagai salah satu kawasan wisata purba di Tulungagung. Sebagai kawasan yang berlebel “internasional”, karena merupakan kawasan tempat ditemukannya fosil manusia purba “Homo Sapiens” Wajakensis, yang penemuannya menjadi tonggak awal lahirnya ilmu paleoantropologi Indonesia, maka sudah selayaknya kawasan tesebut dilindungi, didesain dan dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tema dan karakteristik kawasan. “Pada kesempatan ini, kami mohon kerjasamanya Bapak Ibu sekalian dalam rangka pemenuhan data yang dibutuhkan oleh tim peneliti untuk kesempurnaan hasil kajian ini”, kata Pak Ridwan. Kawasan ini, juga direncanakan sebagai salah satu kawasan geoheritage Tulungagung yang saat ini dalam proses penetapan oleh Kementerian ESDM.
Ketua Tim Peneliti mengatakan bahwa pendekatan “Geo Tourism” akan dipakai dalam rencana penataan dan pengembangan wisata purba Homo Wajakensis. Adapun yang dimaksud sebagai pendekatan Geo Tourism ini antara lain : 1). Geosite Sight Seeing : Berwisata menikmati keindahaan dan keunikan landscape bentuk kebumian; 2). Geo Sport : kegiatan olahraga berkaitan dengan topografi bumi; 3). Geo Study : pembelajaran di alam terbuka terkait keunikan fosil dan lainnya; 4). Geo Konservasi : mengadakan program konservasi terhadap potensi kebumian untuk keperluan edukasi dan pelestarian; 5). Geo Festival : penyelenggaraan acara yang berkaitan dengan keberlangsungan sumber daya geologi serta sebagai ajang promosi; 6). Health and Wellness Geotourism : berkaitan dengan fasilitas kesehatan; 7). Geo Tours : ketersediaan pemandu wisata dan peta geowisata. Sebagai salah satu pengungkit daya tarik yang cukup potensial adalah adanya spot paralayang, sehingga diharapkan kedepan perlu penataan yang sinergis antara lokasi take off dan lokasi landing-nya.
Pada prinsipnya seluruh peserta rapat mendukung dan menyetujui terkait dengan rencana ini, dan siap membantu kebutuhan data yang dibutuhkan oleh tim peneliti. Pemerintah Desa Gamping dibawah komando Bapak Kepala Desa Gamping (Pak Suyono), pokdarwis (yang dalam hal ini diwakili Mas Koliq) serta KPH Blitar, siap mendukung survey lapangan yang akan dilakukan oleh tim peneliti. “Besar harapan kami, kajian ini nantinya akan terwujud dan memberikan positif bagi alam dan masyarakat kami”, kata Pak Kades Gamping. Memang prinsip kajian dan pengembangan kawasan ini adalah sesuai dengan prinsip Geopark yaitu “Memuliakan Warisan Bumi Mensejahterakan Manusia”. (LitbangPP Bappeda).
Bagikan: